Senin, 03 Oktober 2011

Persahabatan

Persahabatan ( Sahabat Sejati)

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.


Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…


Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.


Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.


Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.


Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.



Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.


Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

My Life (Now)

Entah kehidupan macam apa yang aku alami sekarang ini. Hari demi hari aku lalui tanpa sebuah kepastian, berharap hari esok tak akan pernah ada. Aku ingin segera mengakhiri hidupku, namun sering kali aku berusaha untuk mengakhiri hidupku, sering kali itu juga aku gagal, bukan kematian yang aku hadapi tetapi rasa sakit akibat luka dari usaha untuk bunuh diri itu. aku tak habis pikir, mengapa Tuhan memaksa aku untuk terus hidup?ataukah memang aku tak diterima di surga maupun di neraka?apa yang Tuhan mau dari diriku?aku merasa tak punya lagi kekuatan untuk bertahan.

Kebahagiaan yang aku rasakan inipun terasa semu, hatiku menangis, namun aku harus tetap terlihat kuat. Sudah habis air mata yang tertumpah untuk menangisi keadaan hidupku. Jujur aku sudah mulai putus asa. Bukan lagi Tuhan yang menjadi tempat aku untuk berlari serta mencari pertolongan, karena aku sudah tak sanggup lagi untuk mendengar suaranya, aku melampiaskan semua kekesalan serta kemarahanku dengan melihat ataupun menonton film-film porno, karena untuk saat ini, hanya itu yang bisa membuatku merasa nyaman ketika keterpurukan itu melanda.

Ketika aku menoleh kebelakang, aku teringat akan keputusan paling bodoh yang pernah aku ambil, keputusan yang akhirnya membuat kehidupanku menjadi seperti ini. Seandainya roda waktu bisa aku putar kembali, ingin rasanya aku mengubah keputusan bodohku itu, tapi apa mau dikata? semua sudah terlambat sekarang. Aku harus menerima setiap konsekuensi dari keputusan bodoh yang aku ambil itu. Hidup bagaikan di neraka sekarang ini, aku tak bisa lagi mengejari cita-citaku, tembok-tembok tebal serta menjulang tinggi telah memenjarakan hati serta jiwaku, bahkan raga inipun tak sanggup untuk menanggungnya.

Jika Tuhan memang ada, hanya satu yang ingin aku minta dari-Nya. Aku ingin bisa keluar dari kondisi seperti sekarang ini, sudah habis kekuatan hati, jiwa, serta pikiranku untuk menghadapinya.

Aku ingin bisa kembali mengejar cita-citaku yang telah lama tertunda, aku ingin bisa membahagiakan keluargaku, karena aku sadar tak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kuliahku. Ingin menjerit rasanya ketika melihat mama harus menjual barang-barang berharga yang ada di rumah hanya untuk memberikan uang saku agar aku tak kelaparan, uang kos agar aku tak kebingungan akan tempat tinggal, uang kuliah agar aku kelak bisa mengangkat kembali derajat keluargaku serta ekonomi keluargaku sepeninggalan papa.

Tuhan, seandainya Engkau sudi untuk membaca serta mendengar isi hatiku, aku mohon kiranya Engkau berbelas kasihan untuk mau menolongku. Aku sadar begitu besar dosa yang telah aku perbuat, kalaupun sekarang Engkau masih marah kepadaku, aku mohon janganlah kiranya murka-Mu itu sampai membuatku kehilangan kasih karunia-Mu

Aku ingin kembali Tuhan, aku mohon tolong aku

Selasa, 07 September 2010

Untukmu Sahabatku











Arti sebuah persahabatan
Hal itulah yang aku dapatkan ketika aku bertemu denganmu

Sebagai seorang sahabat
Engkau menunjukkan bahwa menjadi seorang sahabat
yang terpenting adalah bagaimana mendengarkan setiap keluhan dari sahabatmu
tanpa harus berkata apapun untuk menanggapinya
karna engkau memahami, bahwa menjadi seorang pendengar yang baik
itu lebih berarti daripada memberikan seribu satu macam nasehat

Engkau mengajarku bahwa arti dari "selalu ada disisimu dalam setiap keadaan"
tidak berarti engkau harus ada 24 jam berada disisiku
Namun selalu setia untuk mendengar dan menyediakan waktu untukku berbagi kebahagiaan dan kesedihan
dimanapun dan kapanpun melalui media apapun
Sehingga aku tak merasa sendiri dan kesepian


Tetapi aku tersadar, ketika waktu menguji komitmenku untu menjaga persahabatan kita
aku gagal
Aku telah mengecewakanmu
Aku telah melukai hatimu
Bahkan terlebih lagi
Aku menghancurkan persahabatan yang telah kita rajut bersama

Kata maaf dan penyesalan
hal itulah yang ingin selalu aku ungkapkan ketika aku bersamamu
ataupun ketika aku melihat namamu dibuku harianku

Kerinduanku yang terdalam
yang paling dalam yang pernah kurasakan
Persahabatan kita, tidak berakhir
dan  menjadi sebuah kenangan pahit
Pahit, ketika aku harus menerima kenyataan bahwa engkau tak seperti yang kukenal dulu


Satu hal kuingin engkau tahu
bahwa engkau adalah sahabat yang sangat berarti untukku
Engkau banyak memberikanku arti dalam kehidupanku

miss u so much sist...

Senin, 06 September 2010

Bangsaku

Entah apa yang udah terjadi dengan bangsa ini. Bangsa Indonesia yang dikenal sangat santun, "tepo seliro", tenggang rasa, dan apapun itu yang mengidentifikasikan bahwa bangsa ini berbudi luhur, telah melenceng dari cita-cita semula para pendiri bangsa kita.

Bagaimana tidak, harga diri bangsa kita diinjak-injak oleh negara tetangga, eh malah para pemimpin bangsa kita memberikan respon yang sengat melukai hati rakyat Indonesia. Atas dasar mengedapankan "politik sopan santun" pemimpin bangsa ini sangat  lembek menghadapi sikap semena-mena negara tetangga kita itu. Para TKI kita yang bekerja di negara maling itu disiksa, diperkosa, dijatuhi hukuman mati karena melawan majikan untuk mendapatkan gajinya, hanya dihibur oleh pemimpin kita dengan memberikan label "pahlawan devisa negara". Benar-benar sangat ironis, para "pahlawan" itu dibiarkan meregang nyawa sia-sia karena ke-egois-an para pemimpin negara kita itu. Pak presidennya sibuk menulis lagu dan membuat album baru, serta diikuti oleh keluarganya yang rame2 membuat buku. 

Belum lagi belakangan ini, para wakil rakyat kita yang "terhormat" itu berencana untuk membangun gedung baru dengan anggaran kurang lebih 1T. Ini malah lebih gila orang di gedung DPR, bukannya memikirkan bagaimana menyejahterakan rakyat yang diwakilinya, lha kok malah memikirkan bagaimana menyejahterakan diri sendiri dengan segala fasilitas bintang 5. dasar orang2 DPR "GEBLEK"!! rakyat kerja keras mengais rejeki untuk menggajimu dengan mereka membayar pajak, tapi malah kauhamburkan uang mereka!!dasar DPR "BUSUK"!!!

Bapak, Ibu, pemimpin bangsa..pliss, tolong pikirkan nasib rakyatmu ini. jangan selalu tertipu dengan data fiktif yang diverikan oleh bawahanmu yang suka menjilat itu. tolonglah engkau turun dari kursi kenikmatan sebagai pejabat untuk melihat kondisi sebenarnya. semakin banyak orang2 "nongkrong" di lampu merah untuk mengais rejeki dari para pengendara motor & mobil. makin banyak anak yang putus sekolah karena keluarganya ndak mampu membiayai, semakin banyak tindak kejahatan akibat dari kondisi ekonomi yang sulit &  lapangan pekerjaan yang tidak diimbangi oleh angkatan kerja yang meningkat..

Rakyat memilih anda untuk menjadi pemimpin kami bukan untuk membuat kami menjadi lebih sengsara, tetapi untuk membawa kami keluar dari kondisi yang sulit sekarang ini..

Tolonglah, buka mata anda lebar-lebar untuk lebih memahami bangsa ini, Bangsaku, Negaraku, Indonesia

Dear GOD

Dalam keheninganku aku mulai belajar untuk mengerti bagaimana aku harus hidup, bagaimana hidupku harus berarti untuk orang lain, terlebih untuk orang yang aku cintai.sulit untuk menerima kenyataan bahwa keadaan di dalam hidupku tak seperti yang aku harapkan, dan ini semua juga akibat dari kesalahan yang udah aku buat sendiri. aku menabur angin, maka akhirnya badailah yang aku tuai
"Tuhan, aku sangat MENYESAL", kata-kata itu yang setiap hari terucap di dalam saat teduhku, saat dimana hanya aku dan Dia bertemu untuk kudapat meluapkan setiap perasaan dan luapan emosi terdalam di dalam hatiku.

Hal terbaik yang bisa aku lakukan saat ini adalah melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki keadaan yang uda kacau ini, dan tetap berharap bahwa Tuhan akan memberikan waktu yang terbaik untukku menerima pemulihan itu.